Pemilik Blog

Foto saya
"JADILAH PETUALANG SEJATI. MAKA, KEGAIRAHAN HIDUP DI ATAS SEGALA TRAGEDI, MENGUBAH MAUT MENJADI SUATU KENIKMATAN"

Senin, 05 Desember 2011

Some Trips to One Destination (Catatan Perjalanan Manusia Nokturnal)

      Desember 2011. Mengawali bulan desember dengan melakukan perjalanan ke bagian selatan Jawa Tengah. Boyolali, Solo, dan menikung ke Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan persiapan mental, dan uang saku yang pas pasan, bersama Sang partner (Bayu)  melenggang dari Semarang pada pukul 15.30 Waktu Indonesia Bagian Ngaret.
         Sebuah lingkaran kecil yang kami sebut Tembalang, menginspirasi kami untuk memperlebar jari jari dari lingkaran tersebut. Tembalang, yang dulu katanya bukit nan sejuk, dimana ular ular masih sering ditemukan dalam setiap sudutnya, yang katanya dulu sangat hijau, tetapi sekarang disulap menjadi pemandangan yang mengerikan. Hanya sejuk di pagi hari. Siang sampai menjelang malam,tempat ini menjadi simulasi neraka kecil dengan bermacam orang dengan beragam dosa mereka. Tapi, Tuhan menciptakan sesuatu secara berpasang pasangan, ada yang baik, ada yang buruk. Ada hitam, ada putih. Tembalang, sehina hinanya tempat tersebut, selalu ada suatu sisi yang baik. Meskipun yang baik di sini, lebih sedikit dari yang kurang baik di tempat ini. Disinilah, saya menemukan teman teman yang hebat. Yang selalu menginspirasi saya lebih dari secangkir kopi. Dan mungkin, tak akan bisa saya temukan di tempat yang lain. Realitanya, Sehina hinanya di mana saya menulis artikel ini sekarang, saya tetap berterima kasih pada tempat yang mempertemukan saya dengan teman teman yang hebat seperti kalian semua.
      Jum'at, 2 Desember 2011.
     Kembali ke topik awal, dimana kami akan melakukan suatu perjalanan ke sisi selatan Jawa Tengah. Mendeskrips
ikan kota demi kota. Berharap menemukan tempat dimana semuanya terasa lebih baik. Tempat dimana lelah dan letih kami tebayar karena kedamaian tempat tersebut.
      Berawal dari kemacetan di daerah Ungaran. Semuanya terasa hina, tak ada bedanya dari tembalang. Semanya terasa pengap. Kriminalisasi kecil pengendara sepeda motor menghiasi pemandangan Jum'at sore di daerah tersebut. Berharap keluar dari kota ini, dan melaju menuju suasana pegunungan yang hijau
     Tiga puluh menit kemudian, Tuhan menjawab apa yang kami tunggu. Suasana kebun teh di daerah Banaran mengembalikan hawa siluman kami. Jalan meliuk liuk, udara nan segar berkolaborasi dengan mendung nan teduh, mengiringi kami sampai kota Salatiga. Kami banting kemudi ke kanan, menuju Boyolali melewati Jalan Lingkar kota Salatiga.
        Pukul 17.45, kami check in di Kota Boyolali. Bagiku, di sini bukanlah kota yang asing. Sering di setiap pagi pada bulan Ramadhan, aku selalu menghabiskan waktu di Hutan yang ada di tengah kota tersebut. Kedatangan kami disambut dengan hangatnya ayam bakar dan segelas teh manis untuk memulihkan tenaga selepas berkendara dari Semarang. Kami beristirahat sebentar untuk beribadah dan melepas penat.
       Malamnya, dengan berjalan kaki kami menuju jantung kota Boyolali. Sonok Kridangga, tempat dimana kaula muda Boyolali berkumpul untuk sekedar njagong, maupun untuk melakukan kegiatan yang lain.  Kami berjalan dari sudut ke sudut kota. Udara malam yang dingin, mengakhiri petualangan kami di kedai penjual Susu. Dua gelas susu mengantar kami ke pulau mimpi pada pukul 02.30 WIB. Orang yang tak bisa melampaui malam, tak akan pantas untuk menikmati indahnya pagi. 
         Sabtu, 3 Desember 2011.    
           Take off dari Boyolali pukul 11.00 waktu setempat. Melenggang bak sperma menuju Solo, The Spirit of Central Java. Essensi saat memasuki kota ini adalah kita dapat melihat berbagai budaya yang kental akan unsur kejawen maupun yang berbau keraton. Tetapi, saat hadir dikota ini, kami disuguhi ajang teknologi pada pameran komputer yang diadakan di Solo Diamond Convention Center. 
        Sekedar cuci mata akan meriahnya teknologi jaman sekarang, sembari menunggu hujan reda, kami beristirahat di sebuah surau yang tak jauh dari situ. Memulihkan tenaga untuk kembali melakukan tour de gau ala kadarnya menuju ke Daerah Ist
imewa Yogyakarta. Pukul 16.55, kami meninggalkan Solo untuk melanjutkan perjalanan. 
           Perjalanan menuju kota selanjutnya sempat terhenti karena tergelincirnya kami di lintasan rel kereta api di sepanjang Jalan Slamet Riyadi, Solo. Dan, menunggu hujan agak reda sembari membenarkan motor akibat kecelakaan kecil tadi. Setelah hujan agak reda, kami melanjutkan touring dengan harapan agar cepat sampai di kota selanjutnya. Melesat bak jaguar di lintasan Jalan Solo-Jogja membuat tubuh kami bergetar akibat dingin pasca hujan lebat yang turun di sore itu. 
          Tanpa kesulitan, setelah melewati Candi Prambanan dan Kota Klaten, kami sampi di Kota Jogja. Kota yang ramah. Dimana setiap sudut kotanya selalu istimewa. Kedatangan kami disambut dengan jalan Fly Over dan aksi dari para musisi jalanan. Kami buta Jogja, yang kami tahu hanya UNS dan UGM, sehingga kami terpaksa meminta bantuan teman untuk menjemput kami di depan gerbang Universitas Gadjah Mada. 
         Rehat di kost.an temen dengan status kesakitan pasca tergelincir, tak menyurutkan semangat kami untuk melihat sisi yang lain dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Suasana klasik yang menentramkan hati dari kota ini, tak boleh begitu saja untuk dilewatkan. Suasana yang sangat sangat dibutuhkan untuk melampiaskan akan pengapnya Tembalang tercinta. Akhirnya, setelah mengeksekusi telur bakar, kami berkendara menuju jantung kota Jogja. Menikmati setiap sudutnya mulai dari Tugu Jogja, dimana kaula muda menjdikannya spot untuk berfoto foto ria. Melewati Jalan Fly Over, melaju pelan di Malioboro. Dan mendaratkan sepeda motor kami di Alun Alun Kidul. Tempat dimana terdapat beringin kembar. Mitosnya, barang siapa yang dapat berjalan melewati tengah tengah beringin kembar tersebut dengan mata tertutup, maka orang tersebut mempunyai hati yang bersih. Si Bayu dengan sombongnya mencoba dan alhasil, melenceng sekitar lima belas meter dari salah satu beringin kembar tersebut. Kasian kasian. Hina hina, hina banget. Sempat istirhat menikmati wedang Ronde di pelataran Alkid, sembari bersendau gurau bercerita pengalaman hidup di kota masing masing. Sampai pada akhirnya, mengakhiri perjalanan malam ini pada pukul 24.00 waktu Indonesia Bagian Jogja. Good Night, Everyone...
        Minggu, 4 Desember 2011.
Minggu pagi masih dalam hangatnya suasana kota Jogja. Melihat jam bertumpu pada angka delapan. Kami menyegerakan diri untuk berpacking, mengingat pukul 14.00 nanti akan ada acara di Semarang. Tanpa penghormatan, kami kembali ke Semarang Kota Rutinitas pada pukul 08.30 untuk mengakhiri tour de gau ala kadarnya. Seputar perjalanan pulang, kami melewati Magelang Kota Harapan, Kota Temanggung, Jalan Pegunungan ala Banaran disertai kebun kopi di kanan jalan maupun kiri jalan, dan Ungaran, kota Langganan macet yang kebetulan siang itu lancar lancar saja. Dan sampai di Semarang pukul 11.30 mendaratkan kemudi di warung makan daerah Tembalang tercinta. 
 Tugu Jogjakarta

 Solo, Spirit of Java

 Boyolali Tersenyum

 Banaran

           Candi Prambanan


             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar